Jumat, 21 Januari 2011

Kekayaan Alam, Taman, Konservasi......Penjaga Bumiku


Saat ini aku sudah banyak membaca, mendengar, melihat bahkan merasakan sendiri kejadian dan berita mengenai kerusakan lingkungan yang sungguh memprihatinkan. Tentu saja masalah ini sekarang bukan hanya sekedar wacana belaka tetapi sudah terjadi dan sudah banyak dampak yang kita rasakan. Banjir, angin kencang, perubahan iklim yang ekstrim, global warming adalah sebagian dari dampak kerusakan bumi. Faktanya adalah Indonesia merupakan salah satu negara perusak lingkungan. Hal ini diperkuat oleh kenyataan bahwa di Indonesia berhektar-hektar hutan habis oleh penebangan liar, banyak ekosistem laut yang mati, banjir, sampah dan fakta lain yang menyesakkan dada. Hufth….separah itukah negeri yang kucintai ini? Dengan semua hal mengenai kerusakan bumi apakah tiada celah untuk perbaikan bumi.
Bisa kita lihat di televisi atau media lain hampir semua yang diberitakan adalah mengenai kerusakan lingkungan dan dampaknya yang mengerikan. Aku yakin semua orang takut, aku yakin semua orang sepakat tidak ingin hal itu terjadi tetapi aku tidak yakin mereka mau mencegahnya, paling tidak untuk rentan waktu yang singkat mereka belum bisa mencegahnya. Keyakinanku ini diperkuat oleh realita di masyarakat. Sampah masih bertaburan bak pasir di jalanan, pemakaian plastik belum  bisa diminimalisasi, bahan bakar tidak ramah lingkungan, limbah pabrik, penataan kota yang tidak berwawasan lingkungan dan banyak lagi realita yang membuatku pesimis. Lalu apa yang bisa dilakukan sekarang? Tentunya kesadaran masyarakat dan peran pemerintah sangat membantu. Tetapi bila kesadaran masyarakat belum muncul apakah harus ditunggu sampai masyarakat sadar??? Ternyata sampai adanya bencana tsunami di Aceh, banjir bandang di Wasior belum juga memberikan efek kesadaran secara menyeluruh bagi masyarakat untuk mengubah gaya hidup mereka yang kontra lingkungan. Jadi menurutku masyarakat harus dipaksa untuk pro terhadap lingkungan. Di sinilah peran pemerintah dibutukan. Walaupun memang awalnya pasti tidak akan nyaman tetapi lambat laun akan terbiasa. Sanksi bagi pembuang sampah di sembarang tempat harus jelas, penataan kota harus sesuai AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), menyediakan bahan bakar ramah lingkungan, pembatasan jumlah plastik dan sederet aturan yang harus dibuat agar diaplikasikan oleh masyarakat. Saat ini memang sudah banyak organisasi yang membantu upaya kelestarian lingkungan seperti Greenpeace, WALHI, WARSI dan masih banyak lagi, tetapi pemerintah sebagai pengatur urusan negara harus mengangkat masalah ini ke level yang lebih tinggi dan penting sama pentingnya dengan pemberantasan korupsi.
Sebenarnya peran media juga sangat strategis dalam membantu kesadaran masyarakat agar hidup ramah lingkungan. Menurutku berita-berita tentang sungai yang dibanjiri sampah hanya membuat masyarakat mencari alternative tempat pembuangan sampah lain selain sungai, berita mengenai banjir hanya membuat masyarakat melakukan persiapan sebelum terjadi banjir. Jadi selain menyampaikan berita kerusakan lingkungan media  sebaiknya harus lebih sering menyampaikan informasi tempat-tempat yang terjaga kelestarian lingkungannya atau tempat-tempat wisata dan konservasi alam yang menyelematkan bumi. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat tertarik dengan keindahan dan kebersihan serta tersugesti untuk menjaga alam.
Di Indonesia sebenarnya masih banyak tempat-tempat yang bisa dijadikan contoh lingkungan yang bersih dan sehat. Salah satu tempat yang menurutku berperan besar dalam menjaga stabilitas alam khususnya di Indonesia adalah konservasi flora Kebun Raya Bogor. Tempat ini adalah warisan peninggalan pada zaman pemerintahan Belanda.  Idenya dari seorang professor yang bernama  Caspar Georg Karl Reinwardt, berkebangsaan Jerman yang pindah ke Belanda yang juga merupakan seorang ilmuwan Botani dan Kimia. Ia tertarik untuk meneliti semua jenis tanaman untuk pengobatan dan mengumpulkan semua tanaman itu di sebuah kebun di kota Bogor. Itulah Kebun Raya Bogor.  Usia tempat ini sudah ratusan tahun dan memiliki kurang lebih 13.684 jenis tumbuhan. Misalnya jenis Fabaceae yaitu Merbau, Angsana, Saga, Gayam, Sindur, Ki hujan danParkia. Masih banyak jenis lain seperti Myrtaceae, Pandanaceae dan Pinaceae . Tidak mengherankan tanaman di kebun ini banyak menjadi objek penelitian. Selain sebagai tempat konservasi, tempat penelitian Kebun Raya Bogor juga merupakan tempat wisata flora yang diminati masyarakat. Hawa yang sejuk, lingkungan yang asri dan pemandangan yang indah menjadikan tempat ini juga sangat cocok untuk berlibur bersama keluarga. Tamannya luas dilengkapi dengan air mancur dan kolam menambah nyaman pemandangannya. Bayangkan saja bila halaman rumah kita seasri, sehijau, seteduh, senyaman kebun raya, indah bukan? tidak perlu halaman rumah yang luas untuk menanam tanaman, tanah minim dengan beberapa bunga selain cantik juga akan memberi  kenyamanan bagi penghuni rumah dan paru-paru bagi bumi. Itu hanya di halaman rumah kita saja  apalagi jika membangun taman-taman di tengah kota.
seorang ayah yang mengajak anaknya bermain

suasana bersih, asri dan nyaman

Di setiap kota biasanya terdapat beberapa taman terbuka, itulah yang kulihat di sekitar pantai Ancol. Ada taman bermain disitu. Yang menarik adalah tamanya begitu bersih pohonnya teduh, terllihat banyak tempat sampah dan petugas kebersihan yang bersiaga. Kenyamanan membuat taman di tepi pantai ancol ini menjadi favorit bukan hanya dari kalangan anak-anak melainkan remaja, dewasa bahkan lansia. Para lansia refreshing  untuk melepaskan penat karena penyakit mereka. Pasangan kekasih juga menjadikan taman ini sebagai tempat favorit mereka menghabiskan waktu. Para orangtua membawa anak dan anggota keluarga mereka bersantai di tempat ini. Begitu banyak pengunjung tidak membuat area ini dipenuhi sampah. Ya….mereka menjaga area tetap bersih dibantu para petugas kebersihan. Entah karena mereka sadar atau karena takut ditegur petugas
taman sebagai tempat bermain

taman disukai semua kalangan


Selain itu masih ada  tempat-tempat indah lainnya yang patut dijadikan contoh penjagaan lingkungan. Ada  konservasi kupu-kupu di Bantimunrung, konservasi biota laut di seaworld dan konservasi-konservasi lain. Tempat seperti inilah yang sedikit banyak ikut membantu bumi tetap eksis. 
seaworld konservasi biota laut

Walaupun begitu sebenarnya masih kurang. Bumi masih butuh tempat-tempat seperti itu. Jangan hanya kita terpaku oleh pembangunan fisik semata seperi mall, apartemen, hotel, perkantoran dan bangunan lain. Memang tanpa bangunan-bangunan itu kota terlihat seperti kota mati tetapi dengan ditambahnya pembangunan taman atau tempat konservasi alam, kota kita kan menjadi lebih indah, lebih hijau, lebih nyaman dan tentunya lebih sehat. Paradigma harus segera dirubah. Saat ini pendapat orang mengatakan bahwa tempat hiburan yang paling prospek adalah mall sampai-sampai dalam sebuah kota kira-kira ada hampir 10 mall dibangun. Padahal tempat yang paling diminati manusia adalah keindahan alam. Dalam konsep pembangunan perkotaan yang seharusnya menjadi tempat berkumpulnya manusia adalah taman atau area terbuka. Di Tokyo Jepang misalnya terdapat banyak taman yang dibangun, dan bila musim semi tiba maka bunga-bunga sakura di taman itu bermekaran. Dengan cepat taman-taman itu akan dipenuhi oleh masyarakat yang berekreasi sambil menikmati keindahan bunga sakura. Taman-taman itu antara lain Ueno Park, Yoyoki Park, Chidorigafuchi, Sumida Park, Inokashira, Taman Pemakaman Aoyama, Shinjuku Gyoen dan Kebun Raya Koishikawa. Banyak sekali tempat wisata alam favorit, sampai-sampai walaupun lokasinya berada di luar negeri  para pelancong pun rela menempuh perjalanan jauh untuk melihatnya. Ini membuktikan bahwa wisata yang diminati adalah alam terbuka, tidak pernah ada mall yang dijadikan tempat wisata, mall  hanya sebagai tempat transaksi jual beli kebutuhan manusia. Tetapi kenyataannya banyak lahan yang produktif di sulap menjadi mall padahal di daerah itu sudah cukup banyak mall nya. 
Ada satu lagi yang perlu diperhatikan bahwa saat ini untuk menikmati kenyamanan, kebersihan dan keasrian lingkungan membutuhkan biaya yang cukup mahal. Paling tidak itulah yang terasa di Indonesia. Untuk memanjakan diri menikmati indahnya wisata alam, taman, tempat konservasi masyarakat harus membayar biayanya. Tidak masalah bagi yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas tetapi bagaimana dengan mereka yang tergolong masyarakt menengah ke bawah? Mereka tidak bisa menikmati pemandangan yang asri, udara yang sejuk dengan gratis. Padahal untuk kebutuhan sehari-hari saja mereka sudah dibuat pusing. Ini berlaku bagi masyarakat kurang mampu yang berada di daerah perkotaan di mana sulit menemukan pemandangan seperti di pedesaan. Karena ingin menikmati dan memang setiap manusia butuh refreshing maka ada-ada saja tempat yang mereka sulap menjadi area berkumpul keluarga walaupun sebenarnya tempat itu tidak layak dijadikan wisata keluarga. Sungguh memprihatinkan. Ini merupakan “PR” bagi kita semua. Kita menginginkan semua kekayaan alam bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Bukankah dalam pasal 33 UUD 1945 jelas berbunyi “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat”.
pinggiran jalan menjadi taman darurat warga
Kita semua hidup di planet yang sama bernama bumi maka kewajiban kita bersama untuk menjaga bumi. Di bumilah kehidupan kita mulai dan berakhir. Mari bersama memutar otak, meningkatkan kesadaran dan mengaplikasikan gaya hidup sehat. Masyarakat, organisasi, media, pemerintah teruslah kita bersama menjaga bumi bukan menghancurkannya secara perlahan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar